FK, Puluhan ekor babi di kecamatan Palu’E Kabupaten Sikka Propinsi NTT terserang virus ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika.

Hal tersebut membuat sejumlah peternak di kecamatan Palu’E mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Ternak babi yang mati tersebut tersebar hampir disemua desa di kecamatan Palu’E yaitu desa Lidi, Kesokoja, Maluriwu, Reruwairere, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole, Nitung Lea.

Sampai saat ini belum ada data resmi mengenai jumlah babi yang terserang virus ASF dari masing-masing desa di kecamatan Palu’E dikarenakan tidak ada tenaga kesehatan hewan yang bertugas di wilayah kecamatan Palu’E.

Kepala dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan saat dikonfirmasi media ini, Selasa 4 Februari 2025 menjelaskan saat ini tak ada tenaga kesehatan hewan (Keswan) yang bertugas di Kecamatan Palu’E.

“Terkait tenaga kesehatan hewan saat ini memang belum ada , sempat ada tapi karena yang bersangkutan ikut P3K jadi belum ke Palu’E, sementara menunggu SK yang bersabgkutan ini juga nanti akan ditempatkan di Kecamatan Palu’E karena Dia tesnya dari kecamatan Palu’E “Ungkap Yohanes Emil Satriawan.

Lebih lanjut Pria yang akrab disapa Jemy Sadipun itu menambahkan sebelumnya stafnya itu pernah bertugas di kecamatan Palu’E tepatnya di desa Rokirole namun karena ada pembukaan tes PPPK (P3K) maka yang bersangkutan harus mengikuti tes P3K dan lolos di formasi penyulu siap ditempatkan di kecamatan Palu’E.

Selain ketiadaan tenaga kesehatan hewan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan mengaku kecewa dengan Kepala Balai Penyuluh Pertanian kecamatan Palu’E Skolastika Meti yang tidak melaporkan kalau ada hewan ternak terutama babi yang mati terserang virus ASF.

“Paling kurang kepala BPP (Balai Penyulu Pertanian) kecamatan Palu’E Nona Meti harus lapor supaya kita bisa tugaskan tenaga kesehatan hewan yang ada di daratan bisa ke Palu’E Kaya kemarin rabies itukan semua tenaga kesehatan hewan turun ke Palu’E ” tegasnya.

Menanggapi persoalan kematian puluhan ekor babi terserang virus ASF dan ketiadaan tenaga kesehatan hewan di kecamatan Palu’E, anggota DPRD Sikka asal pulau Palu’E Yoseph Karmianto Eri angkat bicara .

Manto Eri saat dikonfirmasi media ini secara terpisah menegaskan saat ini pihak dinas pertanian harus mendata jumlah babi yang mati dan total kerugian yang dialami masyarakat Palu’E.

Menurut anggota DPRD Sikka 3 periode itu bahwa Penyakit ASF pada hewan babi itu merusak perekonomian warga Kabupaten. Sikka termasuk di kecamatan Palu’E

“kita harus akui bahwa belum ada vaksin yang tepat untuk melindungi babi dari penyakit ASF”.

“Saat ini puluhan ekor babi di Palu’E mati karena virus ASF Saya minta dinas terkait bisa ke Palu’E untuk mendata kerugian yang dialami warga sehingga kita bisa suport dengan progam pemberdayaan lainnya yg bisa dukung ekonomi warga”Tegas Alumnus Ledalero itu.

Di samping itu, Manto menegaskan ketiadaan tenaga kesehatan hewan yg langkah langkah dan minim yang tidak pernah ditugaskan ke Palu’E akan sangat minim peran edukasi yang diperoleh warga masayarakat.

“Saya berharap dengan bupati yang baru nanti akan mengambil langkah cepat untuk bisa menormalkan situasi ekonomi warga dengan program lainnya yang dapat memberikan efek ketahanan ekonomi warga dii kecamatan Palu’E,” Tutup Yoseph Karmianto Eri.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.